Senin, 03 Maret 2014

Teruntuk Dirimu

Tulisan ini untukmu yang -mungkin- tak sengaja aku jumpai di penghujung tahun 2013.

Tulisan ini untukmu yang memiliki tempat istimewa di hatiku.

Tulisan ini untukmu yang -mungkin- juga tak sengaja ku usik hidup tenangnya.

Tulisan ini teruntuk dirimu yang -mungkin- sekali ku sakiti hati dan perasaannya.

Hi, maafkan diri ini. Sungguh tak ada niat di hati ini untuk menggoreskan luka di hatimu.

Aku hanya bingung harus bersikap bagaimana terhadapmu yang sudah lama ku cintai.

-kasih- mungkin benar waktu tak dapat diputar kembali. Sepenuhnya aku sangat sadar akan hal itu.

Maafkan pula sifat kekanak-kanakku yang sering kali mengganggumu.

Selepas dari pada itu, aku tidak berniat sama sekali mengganggumu.

Entahlah, aku sangat senang ketika mendengar suaramu di ujung telepon sana.

Aku sangat senang ketika namamu muncul pada obrolan BBM ku.

-kasih- sudah sering ku coba untuk berhenti sejenak mencintaimu. Namun dengan sekejap logika ku memaksaku kembali. Memaksaku kembali memperjuangkan -cinta- yang -mungkin- hanya aku yang menyebut itu -cinta-

Walau kadang kala harus tersakiti oleh sikapmu Aku tetap mencintaimu hingga detik yang tak dapat ku tentukan.

Aku tetap menyebutkan namamu dalam setiap doaku. Berharap Tuhan senantiasa memberikan kebahagian untukmu.

Mungkin kau tersinggung dengan segala ucapan dan perbuatanku. Maaf untuk itu.

Maaf juga telah menghapusmu dari segala yang hal menghubungkan kita selama ini.

Aku hanya ingin hidupmu tenang kembali seperti -dulu-

Mungkin terlambat untuk mengucapkan kata maaf. Tapi selepas dari itu aku -sangat- takut kehilanganmu.

 

-with love Ai-

4 komentar:

  1. Kenapa ga diperjuangkan sampai akhir? Tidakkah ini terlalu naif? XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk apa memperjuangkan orang tak ingin di perjuangkan. Betul bukan? XDD

      Hapus
    2. Kalau begitu kenapa dipejuangkan dari awal? Bukankah itu sia-sia? XD

      Hapus